Dulu aku pernah bertanya padamu. Siapa aku? Dan kau hanya tersenyum. Lalu aku bertanya lagi, kenapa kau menyayangi ku? Dan lagi, kau hanya tersenyum. Lalu aku bertanya lagi, apa benar kau menyayangi ku Jawaban mu pun masih sama. Hanya tersemyum. Sampai akhirnya aku berhenti bertanya. Aku tidak tau, entah itu jawaban atau apa,? Tapi setiap kali aku bertanya kau hanya menjawabku dengan senyuman. Lalu beberapa saat kemudian kau menjelaskan. Kau bilang aku penting dalam hidup mu, bahkan tak ada alasan yang bisa menjelaskan mengapa kau menyayangi ku, juga benar kau menyayangi ku dan itu tidak di ragukan lagi. Kau bilang semua itu tak perlu di ucapkan, yang terpenting adalah pembuktian dan sikap mu padaku. dengar sayang.. Aku percaya padamu.Ya.. Aku benar - benar percaya padamu. Sampai suatu ketika, kau sendiri yang membuatku menyesal. Menyesal pernah mempercayai mu, mempercayai semua ucapan mu. Dulu aku sempat berfikir, tidak itu hanya kebetulan. Tapi semakin aku berfikir, semuanya semakin nyata. Andai saja... Andai saja dulu aku tak mempercayai mu, andai aku dulu tak berharap lebih padamu, mungkin semua nya takkan sesakit ini. Takkan semengecewakan ini. Sayang, maaf.. Maaf jika dulu aku menaruh harap padamu, maaf jika aku egois padamu. Sampai kau pergi, aku belum bisa merelakan mu. kau membawa semua janji yang belum kau tepati. Kau pergi tanpa sedikit mu rasa penyesalan di hati. Tapi sudahlah... Tak ada gunanya lagi aku memikirkan mu. Lagi pula, tangis ku takkan membawamu kembali. Doa ku juga takkan membawa kenangan itu hilang. Saat ini, aku hanya perlu melihat mu tersenyum. Berbahagialah.. Aku tak apa, jangan pedulikan aku. Hatiku tau cara untuk tetap tersenyum.
Dari ku, yang dulu pernah singgah di hatimu...